Pages

Tuesday, 7 August 2012

Bukan Sekadar Cinta Zahrana : Pendamnya Bisa Yakinkan

Allah bisa perkenankan. Doa aku untuk bertemu dirimu. Aku yakin. Takkan pernah isitikharah terhenti. Takkan pernah daya juang bernadi mati. Kerna Luh Mahfudz telah mencatatkan, takkan bisa kuketahui keindahan namamu yang terhijab rahsia. Tersembunyi penuh malu. Merindui penuh indah. Seperti karang Medya Sefira.

Malam itu bertandang. Menjenguk rahsia hati. Masihkah ada ruang untuk berbicara. Tentang dirimu mencari makna cinta. Tika jiwa itu berdzikir. Dan tersulam benih-benih harapan. Dan deras air mata mengalir. Memeluk hati yang penuh gundah dalam sepi bermadah. Mereka masih diulit mimpi. Rasamu hanya Dia yang menyentuh. Karang lagumu yang tiada akhirnya. Belum, mungkin.

Bersabarlah duhai hati yang merindui Tuhan. Bersabarlah duhai jiwa yang setia bertemankan bait doa istikharah. Bukan mereka yang merencana. Bukan kerna dirimu jua. Iakan bersama. Sedang jiwa yang sering bertatih gigih. Memelihara segala anggota. Membina rumah iman dan taqwa. Akan hadir waktunya. Tika hati terasa tenang. Sedang atma meratah sang gamang. Lalu terlafaz sakinah tiada kepalang.

Bait doa itu sering terungkap. Tika sedar dan hampir lelapnya. Atas segala perih dan tegarnya. Bernafas dalam ruang yang Tuhan ciptakan. Mengait kalam dan sunnah. Memacunya penuh sabar namun resah. Suara itu dipasang berulang kali. Menghadirkan luluh yang hanya Dia mampu memeluk jiwa. Bertitisan air mata cinta yang sejati. Antara soal jodoh dan pilihan. Antara soal yakin dan melepaskan.

Dirimu berkata ia mampu dilupuskan. Sedang aqal sering memikirkan. Mungkin juga teramat mengharapkan. Dan tika saat hanya Tuhanmu mampu dengarkan. Merintih itu penuh sayu. Merintih itu persis lagu yang hilang iramanya. Sering rasakan kejauhan dek tak mampu untuk aqal mentafsirkan. Dirimu masih seorang manusia. Dirimu masih seorang hamba. Lalu rintihmu pada Yang Maha Kuasa. Hadirkan petanda dirimu mungkin layak buatnya.

Saat bulan ini menebarkan bisik halus secebis taqwa. Dan dirimu merasakan ia mendekat. Dan akan sentiasa Luh Mahfudzmu berteka teki. Agar taqwa benar melikat. Biar mazmumah musnah berkarat. Dirimu tak harus berhenti. Bahkan merasakan polos di hati. Ibarat melepaskan untuk menerima ganjaran. Benarkanlah ia tersampaikan. Biar nama itu terusik. Biarkan nama itu tersentuh. Pada bisik doa dirimu. Pada jujur harap hati kecilmu.

Duhai Tuhanku yang bisa menyampaikan,
Maka Engkau gerakkanlah hati-hati yang rindu akan rahmat dan redha-Mu,
Dan Engkau taqdirkanlah ketentuan terindah buat kami,
Dan Engkau jelmakan ketenangan untuk diriku,
Juga sakinah buat dirinya,
Biar terlafaz rasa yang mulia,
Pada hijabMu yang penuh rahsia,
Sungguh hanya Dikau Yang Maha Melembutkan,
Dan kepada Engkau aku berserah,
Dan bertawakal sepenuh jiwa ragaku,
Untuk sesuatu yang tak terjangkau dek aqal,
Untuk sesuatu yang mungkin terbaik buat diriku,
Duhai Tuhanku,
Maka benarkanlah ia hadir bersama,
Keyakinan dan rasa yang mendalam,
Buat cinta suci yang bisa kami pendam,
Dari hati yang tiadakan mengetahui,
Tetap dariMu yang pasti terindah,

Amin..


-doasepi-




No comments:

Post a Comment