Pages

Saturday 8 June 2013

Merisik Khabar Cintaku..

Dia memikirkan kembali warkah ulungnya berkisar Gadis Thantawi.  Usai bermunajat, Tuhan jentikkan. Gerakkanlah, lahirkanlah, jadilah seperti biasa. Seorang pemuda sederhana. Yang ingin melengkapkan diri sendiri. Sebelum menjemput sebuah amanah. Biar sesiapa pun bidadarinya. Sehingga saat itu, hatinya hanya untuk Tuhannya.
Doanya sering bertenggek di lazuardi senja. Lebih memilih bayu sore untuk mendamba sepi. Hati itu bukan tak pernah cuba untuk berdalih, apatah lagi meniup jauh-jauh bait rindu. Bahkan sering menuliskan dengan dakwat memekat. Saat pekat malam itulah yang sunyi dan sepi. Tika hanya Allah menemani. Tika hanya Allah yang memegang hati. Mengusap penuh erat. Duhai Tuhanku pegangi aku.


0

Aku seorang Fadhlul Rahman..
Yang kembali menulis segala tentang cinta..
Biarpun aku tahu dan waham..
Bahwa cinta jualah..
Yang bisa menerangkan makna cinta..

1

Mungkin tak siapa menyangka..
Bahwa Ali kan cocok untuk Fatimah..
Bahwa Ilyas juga cocok untuk Husna..
Bahwa Wentworth cocok untuk Anne..
Bahkan Wyler kan cocok untuk Kate..

Aku melihat dan aku meyakini..
Sejauh manapun jalan membina cinta..
Sejauh mana usaha menjaga jiwa..
Sejauh mana jua agama makin disempurna..
Engkau hanya seorang hamba..

Akhir cerita itulah cinta..
Saat akad lafaz dibaca..
Hujungnya dipateri kemas..
Bahwa silam itu adalah jalan..
Bak cahaya menerobos ruang..

Tolaklah andai hati tidak mampu..
Jagalah andai hati tulusnya mahu..
Kerna akhirnya adalah redha..
Kerna akhirnya adalah syurga..

Di Sana kita mahu bersama..
Di Sana jua matlamat kita tercapai sudah!!

2

Aku bukanlah pemuda kosong..
Yang engkau nampak..
Sering dan gamaknya pernah nampak..

Kerna engkau juga sebuah kekosongan..
Yang membiar ego menolak seluruh..
Bukan membina agama atas jiwa..

Malumu menafi sepenuh jiwa..
Menarilah ayat Mulia yang menafi cinta..
Tidak dibiar dibaja oleh-Nya..
Malah direntas oleh puitis hamba sahaya..

Aku bukanlah pemuda kosong..
Yang menunggu hanya dirimu..
Bahkan engkau jua bukanlah ruang yang kosong..

Kita kan sering bermain soalnya..
Kita kan sering cuba menetapkan jiwa..
Sebelum benar waktunya tiba..
Kita kan belum bersedia..
Kita kan belum layak untuk berbicara..

Demi rasa yang terpelihara..
Membuncahnya dipendam dek agama..
Demi Rabbul Izzati..


" Bertanya bukanlah merisik, berdoa bukanlah melamar, bertemu walimu, itulah berkhitbah. Bukti sebenar kesediaanku. "  (doasepi)



No comments:

Post a Comment