Pages

Sunday, 7 August 2011

Merindui Cinta Terpendam


Si pecinta mengadukan kerinduannya,
andaikata aku boleh menanggung kesendirian ini,
ada semua kenikmatan cinta di dalam hati,
yang tiada pernah dirasakan siapa-siapa..

(Pujangga Arab)

Segala puji bagi Allah, yang telah menciptakan hati, dan di dalamnya terukir sebuah nama. Ia tak menjelas pada diri. Ia tak pernah berdetak terang nama yang terpateri. Di sebalik kita sedang berusaha, di sebalik kita sedang menambah ilmu agama, nama itu ditentukan oleh Allah, pada ketetapan yang sudah tentu terbaik, buat dua jiwa. Itu pendirian tentang sebuah cinta. Ia lurus, ia indah. Ia bertemu pada sebuah titik mahabbah yang jelas pada agama.

"Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia sahaja. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir kami yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan, Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)."

72 dan 73, Thaha

Beruntunglah, duhai jiwa yang yakin sepenuh jiwa. Pada janji ayat-ayat Allah. Kerna yakin pisahnya jiwa hanya keputusan pada dunia. Lalu berusahalah menyibukkan diri pada rencana dunianya. Niatnya, mahu ditetapkan yang terbaik dari Allah. Tanpa mengira tentang jodoh, rezeki, nasib, kerjaya dan seharusnya, sebuah keredhaan terunggul dan haqiqi. Terus, akan hadir apa yang terbaik, tak pernah terjangkau dek aqal. Hanya tersambung kembali melalui keyakinan membuncah suci.

Dan Ramadhan kembali lagi, tambahkan lagi nuansa-nuansa untuk mereka yang dekat pada Tuhan. Doamu didengari, lebih perhatian. Dan dirimu seikhlas mungkin. Berbuat apa sahaja demi sebuah cinta. Itu pendirian cinta haqiqi.

Bukan kerana dorongan nafsu kubangkitkan cinta,
tapi kulihat cinta itu adalah akhlak yang mulia..

(Syair Arab)

Kerna Tuhanmulah yang Menciptakan Hati, lalu engkau pegangnya pada rintih yang rendah diri. Mohon terpelihara, mohon sentiasa meningkat rasa hendaknya. Semuanya kerna cinta Allah Yang Maha Agung. Betapa lembut hatimu. Saat air mata mengalir. Mengenang dosa dan lagha, tiada ia bertujuan apatah lagi manfaat menjengah. Dirimu kaku, senyummu kusam.

Dan terkadang kepastian cinta menjatuh, kerna rasa kekurangan. Yang telah Allah ciptakan pada manusia. Untuk dirimu, untuk dirinya perbaiki. Dan terkadang, diammu dekatkan hati pada Tuhanmu. Betapa nikmat cinta ini.

Andai Qayyim dan Austen bertemu, maka sudah tentu banyak sahaja gugus titis air mata. Buat mereka yang tersentuh. Betapa ayat-ayat cinta mekarnya kerna sebuah ketulusan. Yang diiringi sebuah pengorbanan. Pengorbanan yang terbina, bukan kerna keterpaksaan apatah lagi terasa bebannya yang berat. Ia bangkitkan kenikmatan jiwa hamba, ketulusan menjadi sempurna.

" Ya Tuhan kami, jangan Engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah. Ya Rabb kami, kami janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami."

286, Al-Baqarah
Ramadhan mungkin bukanlah bulan cinta terakhir, namun sentiasa sahaja jadi yang pertama. Buat mereka yang pasti laungkan azam-azam cinta, yang mahunya sahaja hadir. Berpayungkan keredhaan Sang Pencipta. Sungguh beruntunglah mereka yang berusaha untuk sebuah takdir. Takdir itu tiba di saat akhir. Saat dirimu, adakah padan buat dirinya.
Demi sujud cinta yang memendamnya sentiasa yakin, sungguh andai sekeping hati itu telah tertulis namanya di Luh Mahfudz, sukarlah untuk dipadamkan namanya. Walau nama lain hadir lebih mulia, lebih tinggi agamanya, lebih tampan wajahnya. Betapa terikatnya dua nama, sudah tentu ingin dipateri. Pada sebuah jujur usaha. Takkan pernah kenal erti penat dan putus asa.

Itu pendirian cinta sekeping hati. Dan sudah tentu berpuasanya diri pada bulan ini, bakal mengkaburkan nama tersebut pada setiap sujud malam hari. Kerna pendirian sebuah cinta, adalah beroleh cinta teragung dari Tuhanmu, dan rasa antara dua hamba, hanya sekecil zarah. Dari sebesar-besar cinta-Nya pada hamba.

Demi doa ini, pendamkan rasamu seadanya, agar kelak kan hadir cinta indah yang nikmatnya jadikan dirimu lebih mendekat pada Penciptamu. Seperti dicanang doa Baginda:

"Ya Allah, dengan ilmu-Mu tentang ghaib dan dengan kekuasaan-mu terhadap makhluk, hidupkanlah aku selagi kehidupan itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku.

Aku mohon kekuatan kepada-Mu tatkala sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, aku mohon kepada-Mu tujuan tatkala miskin dan kaya, aku mohon kepada-Mu kenikmatan yang tidak boleh habis, aku mohon kepada-Mu kesenangan hati yang tiada terputus.

Aku mohon kepada-Mu redhan setelah ada qadhak, aku mohon kepada-Mu kesejukan hidup setelah mati, aku mohon kepada-Mu kelazatan memandang wajah-Mu dan kerinduan bersua dengan-Mu bukan dalam keadaan susah yang ada mudharatnya, tidak dalam keadaan cubaan yang menyesatkan.

Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami pemberi petunjuk bagi orang-orang yang mencari petunjuk."

(Al-Musnad dari perkataan Ammar bin Yasir)



arthantawi


No comments:

Post a Comment